Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Karakteristik Kurikulum Merdeka antara lain :
1. Pengembangan Soft Skills dan Karakter.
Pengembangan soft skills dan karakter merupakan salah satu ciri utama dari Kurikulum Merdeka. Soft skills atau keterampilan lunak adalah kemampuan yang berkaitan dengan cara berkomunikasi dan berperilaku ketika berinteraksi dengan orang lain. Soft skills meliputi berbagai aspek, seperti: Komunikasi, Kepemimpinan, Kolaborasi, Pemecahan masalah, Adaptabilitas, Empati, Etika kerja, Pengambilan keputusan, Manajemen waktu.
Soft skills sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, karena dengan hanya memiliki hardskill saja tidaklah cukup dalam dunia kerja.
Pendidikan karakter merupakan bagian dari pendidikan soft skills. Karakter yang kuat merupakan kelebihan dan kekuatan seseorang. Salah satu cara untuk meningkatkan soft skills dan karakter adalah melalui percobaan dan pembuatan proyek. Di lingkungan sekolah, soft skills dapat ditumbuhkembangkan dengan menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, seperti berdiskusi, tutor sebaya, dan tugas kelompok.
2. Fokus pada Materi Esensial.
Fokus pada materi esensial adalah salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan kerangka kurikulum yang fleksibel dan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Materi esensial adalah pengetahuan mendasar, penting, atau pokok yang perlu dipahami oleh peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Beberapa hal esensial Kurikulum Merdeka di jenjang SD, di antaranya:
- Mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
- Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS.
3. Pembelajaran yang fleksibe.
Pembelajaran fleksibel adalah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan bagaimana, apa, kapan, dan di mana mereka belajar. Pembelajaran ini mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, seperti variasi, aksesibilitas, dan gaya belajar yang beragam.
Pembelajaran fleksibel dalam Kurikulum Merdeka memiliki beberapa ciri, yaitu:
- Efisiensi: Kurikulum Merdeka dirancang untuk efisiensi satuan pendidikan dalam merancang siklus operasional.
- Sesuai kebutuhan: Kurikulum Merdeka dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dan konteks satuan pendidikan.
- Pembelajaran berdiferensiasi: Kurikulum Merdeka menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang memberikan layanan pembelajaran bervariasi kepada peserta didik.
- Pencapaian pembelajaran per fase: Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam pencapaian pembelajaran per fase.
- Jam pelajaran: Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam jam pelajaran.
- Pembelajaran menyenangkan: Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang menyenangkan.
- Dukungan untuk pendidik: Kurikulum Merdeka memberikan dukungan untuk pendidik melalui perangkat ajar dan materi pelatihan.
Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu:
- Model Think, Pair, Share (TPS).
- Model Pembelajaran Jigsaw.
- Metode Pembelajaran Project Based Learning
3 Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri antara lain : Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, Mandiri Berbagi. Selengkapnya tentang kurikulum merdeka bisa dilihat di : https://kurikulum.kemdikbud.go.id/